Apakah Anda Tahu? Ternyata Teh Dapat Turunkan Risiko Kena Diabetes Lho – Buat anda yang sering mengkonsumsi teh, ada berita baik untuk anda nih.
Teh ternyata tidak hanya sekadar kawan minum tetapi juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan jika pola dan cara meminumnya dilakukan dengan benar. Salah satu manfaat minum teh berkaitan dengan persoalan kesehatan peminumnya.
Sebuah studi yakni studi Annals of Internal Medicine menyatakan minum teh tiap hari dapat meningkatkan kesehatan seseorang dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi teh tiap harinya.
Selain itu, orang yang sering meminum teh lebih berpotensi memiliki umur yang panjang atau harapan hidup yang lebih lama.
Dan manfaat lainnya dari suka minum teh adalah mengurangi ragam penyakit yang bisa menyerang tubuh.
Salah satu manfaat sering meminum teh adalah bisa mencegah anda terkena penyakit diabetes tipe 2.
Hal itu berdasarkan penelitian para peneliti di Cina yang dipublikasikan di Medial Daily pada September lalu.
Dalam penelitian tersebut para ilmuan menyatakan orang yang meminum dua hingga empat cangkir teh hitam ata teh hijau bisa menurunkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2. Potensi penurunan terkena risiko dibetes tersebt hingga 17 persen.
Sedangkan jika anda meminum teh satu hingga tiga cangkir perhari bisa menurunkan risiko terkena dibates tipe dua hingga 4 persen.
Salah seorang peneliti yakni Xiaying Li menyatakan bahwa temuan ini sungguh sangat menggembirakan bagi mereka yang ingin hidup tanpa terkena risiko penyakit diabetes.
Baca Juga : Apa itu Penyakit Psoriasis? Membuat Kulit Menjadi Bersisik, Merah, dan Gatal
Teh Juga Bisa Untuk Diet
Menurut mereka, temuan ini menunjukkan teh bahkan pada tingkat asupan yang lebih tinggi dapat menjadi bagian dari diet sehat.
“Asupan teh yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah di antara mereka yang minum dua cangkir atau lebih per hari,” kata peneliti studi dikutip pada Sabtu (8/10/2022).
Para peneliti yang mengevaluasi data selama 11 tahun berencana mempresentasikan hasil temuan ini dalam European Association for the Study of Diabetes, pada pekan depan.
