Kisah Pria Yang Seorang Diri Tanam Pohon Hingga Jadi Hutan

323

Keberadaan manusia yang begitu telaten dan sabar seperti pria yang bernama Jadav Payeng mungkin sangatlah sedikit ditemui di jaman sekarang.

Bagaimana tidak, Jadav Payeng sudah menghabiskan sebagian hidupnya kurang lebih selama 30 tahun hanya untuk melakukan penghijauan di sebuah lahan tandus dengan cara menanam berbagai macam pohon dan tanaman.

Tak heran jika kemudian julukan sebagai Manusia Hutan dari India disematkan kepada Jadav Payeng.

Aksi Jadav Payeng ini sendiri berawal ketika dirinya tergerak untuk memberikan ruang hijau kepada hewan-hewan yang telah kehilangan tempat tinggalnya karena tersapu banjir yang pernah melanda daerah Jorhat, bagian utara negara bagian Assam, India.

Mulai Tanam Pohon Setelah Dapat restu dari tetua adat setempat

Jadav Payeng adalah seorang petani sederhana dari komunitas suku Mishing yang terpinggirkan di wilayah Jorhat, Assam, India. Ia kemudian mulai menanam pohon untuk pertama kali usianya baru menginjak 16 tahun, tepatnya pada tahun 1979.

Atas petunjuk dari tetua adat di daerah tempat tinggalnya, dengan tekun, Jadav Payeng mulai melakukan penghijauan di sebuah hutan di Pulau Majuli yang letaknya berada di Sungai Brahmaputra dekat Kokilamukh, distrik Jorhat, Assam, India.

Lahan tandus Perlahan mulai menghijau dan berubah menjadi hutan

Dengan telaten, Jadav Payeng terus menanam dan merawat pohon di sepanjang gundukan pasir yang berada di pulau Majuli. Perlahan namun pasti, daerah berpasir yang tadinya tandus tersebut terlihat mulai menghijau dan penuh dengan pepohonan.

Wilayah tersebut kemudian dikenal sebagai hutan Molai yang memiliki area seluas kurang lebih 1.360 hektar, yang mana 550 hektar di antaranya telah menjadi hijau.

Menanam selama 30 tahun

Tak main-main, Jadav Payeng melakukan semua kegiatan penghijauan di Pulau Majuli yang letaknya berada di Sungai Brahmaputra dekat Kokilamukh, distrik Jorhat, Assam, India tersebut dengan sangat telaten selama 30 tahun.

Tercatat, ada beberapa ribu pohon yang berhasil ditanamnya seperti valcol, arjun (Terminalia arjuna), Pride of India (Lagerstroemia speciosa), royal poinciana (Delonix regia), pohon sutra (Albizia procera), moj (Archidendron bigeminum) dan pohon kapas (Bombax ceiba), yang ditanam di sana.

Karena kerja kerasnya menghijaukan daerah Pulau Majuli tersebut, Jadav Payeng akhirnya mendapat julukan sebagai ‘Manusia Hutan dari India’.

Hutan ala Jadav dihuni oleh beragam satwa yang dilindungi

Yang menarik kemudian adalah pemerintah setempat baru tahu tentang hutan yang digarap Jadav Payeng pada tahun 2008 silam ketika sekawanan 100 gajah liar tersesat di dalamnya.

Dan saat ini, hutan Molai sudah menjadi rumah untuk beragam satwa yang dilindungi seperti harimau Bengal, badak India, reptil, lebih dari 100 rusa, hingga kelinci, monyet dan beberapa jenis burung, termasuk sejumlah besar burung bangkai atau burung nasar.

Kisah penghijauan Jadav Payeng dibuat film dokumenter

Berkat ketekunannya, kisah Jadav Payeng dan Hutan Molai ini menuai banyak apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dijadikan sebagai objek sejumlah film dokumenter.

Salah satu film dokumenter yang mengisahkan hutam Molai garapan Jadav Payeng ini sempat oleh diproduk oleh Jitu Kalita, The Molai Forest yang kemudian diputar di Universitas Jawaharlal Nehru.

Tayangan tersebut mengisahkan perjuangan seorang Jadav Payeng mulai dari awal dirinya menanam pohon selama 30 tahun hingga akhirnya bisa menghijau dan kini menjadi sebuah hutan yang lebat dengan aneka tumbuhan dan satwa di dalamnya.

Kisah Jadav Payeng ini memang begitu kuat dan sangat menginspirasi, hingga akhirnya dituangkan dalam sebuah buku untuk anak-anak. Buku itu sendiri banyak menceritakan bagaimana Jadav berhasil menjadikan hutan secara sendirian dan kini menjadi rumah bagi hewan liar dengan penghijauan.

Apa yang sudah dilakukan oleh Jadav Payeng ini boleh dibilang merupakan aktivis lingkungan yang sesungguhnya. Ya, Jadav bekerja dengan senyap selama 30 tahun tanpa meminta imbalan apa pun.

Previous articleBudidaya Ikan Nila Dengan Teknik Bioflok, Untungnya Bikin Nampol
Next article7 Drama Korea Rating Tertinggi Oktober 2020, Wajib Tonton!