Masih Ingat Brenton Tarrant? Teroris Pembantai 51 Jemaah Masjid di Selandia Baru, Kini Minta Pengampunan

22884
Masih Ingat Brenton Tarrant? Teroris Pembantai 51 Jemaah Masjid di Selandia Baru, Kini Minta Pengampunan
Photo By: malaysia.news.yahoo.com

Masih Ingat Brenton Tarrant? Teroris Pembantai 51 Jemaah Masjid di Selandia Baru, Kini Minta Pengampunan – Apakah kamu masih ingat Brenton Tarrant? Seorang pria yang membantai 51 Jamaah Masjid di Selandia Baru beberapa waktu lalu kini mengajukan banding atas Vonis hukumannya.

Pengacara ingin mengajukan banding atas vonis hukuman penjara.

“Brenton Tarrant dari Australia dikabarkan menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi di penjara. Sehingga, mendorongnya untuk mengaku bersalah di bawah tekanan.” Tulis pengacaranya, Tony Ellis dalam sebuah Memo kepada kepala koroner (8/11/2021), yang dikutip dari Tribunnews.com.

Brenton Tarrant merupakan seorang supremasi kulit putih yang waktu itu menayangkan siaran langsung di Facebook mengenai aksi pembantaiannya pada 51 Jemaah masjid pada 2019 lalu.

Hal itu menjadi aksi kekejaman terburuk dalam sejarah modern Selandia Baru. Anggota parlemen Selandia Baru langsung melarang jenis senjata semi-otomatis yang paling mematikan.

Pada tahun lalu, sebelum persidangannya akan dimulai, Tarrant mengaku bersalah atas semua dakwaan.

Termasuk 51 Dakwaan pembunuhan, 40 Dakwaan percobaan pembunuhan dan satu dakwaan terorisme.

Baca Juga : Inilah Penyebab Pembentukan Awan Panas Gunung Semeru

Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat, hukuman terberat yang tersedia di Selandia Baru.

Memo pengacara tidak segera tersedia untuk umum. Ellis mengatakan pria bersenjata itu telah memberinya wewenang untuk membahas kasus tersebut dengan hanya dua media lokal, RNZ dan Stuff.

Tetapi kantor Koroner tidak mempermasalahkan keberadaan memo atau karakteristiknya oleh Media.

Ellis mengatakan Tarrant ditahan di sel isolasi sambil menunggu persidangannya. Dikatakan pula dia tidak memiliki akses ke pengacaranya, informasi, dan dokumentasi tentang kasusnya.

Memo itu muncul setelah kantor Kepala Pemeriksa Deborah Marshall bulan lalu membuka penyelidikan atas kematian para korban.

Rosemary Omar yang putranya Tariq berusia 24 tahun ditembak mati di Masjid Al Noor, mengatakan klaim pria bersenjata mencari perhatian lebih .

Previous articleMasalah dalam Hubungan yang Sering Jadi Penyebab Putus
Next articleMeski Non Muslim, Namun Laura Anna Akan Tetap Ditahlilkan