Merah Putih Dilarang Berkibar di Piala Thomas 2021. Ada Apa? – Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas Cup untuk ke-14 kalinya setelah tim Bulutangkis putra Indonesia mengalahkan China (17/10). Namun, tidak seperti biasanya, bendera merah putih tidak berkibar saat prosesi kemenangan.
Sebagai juara, sudah biasa jika bendera negara dan lagu kebangsaan akan dikumandangkan ketika prosesi kemenangan.
Namun, kali ini Bendera merah putih tidak berkibar untuk menyempurnakan kegembiraan diraihnya prestasi setelah 19 tahun itu.
Alasan tidak dapat berkibarnya bendera merah putih ini karena Indonesia mendapatkan sanksi dari Badan Doping Internasional atau WADA.
Sanksi ini diberikan lantaran LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) belum mengirim balasan konfirmasi dari surat yang dikirimkan dari WADA hingga jatuh tempo.
LADI pun dinilai tidak mematuhi kode Anti-Doping Dunia hingga membuat banyak pihak kecewa, termasuk para pecinta bulutangkis Indonesia.
Sanksi ini meliputi tidak boleh mengibarkan bendera kebangsaan dan tidak menjadi tuan rumah dalam berbagai event.
Menpora Minta Maaf
Menpora, Zainudin Amali pun memohon maaf kepada segenap Masyarakat Indonesia karena tidak bisa melihat bendera merah putih berkibar di Ceres Arena, Aarhus untuk merayakan kemenangan.
Selain itu, pihaknya juga akan menangani Sanksi WADA ini secara serius. Ia dan segenap tim berjanji berupaya agar bisa mencabut sanksi yang telah dijatuhkan.
Baca Juga : Pintu Brankas Ini Usianya Sudah 108 Tahun Tapi Tetap Begini, 7 Gambar Tak Biasa
Menpora juga membentuk tim khusus untuk menangani sanksi yang dijatuhkan WADA yang dipimpin oleh Ketua NOC Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari.
Tim khusus ini secara garis besar akan menangani dua hal yaitu, mempercepat proses komunikasi dengan lembaga internasional serta melakukan investigasi.
LADI Meminta Maaf
Banyak yang menyayangkan kelalaian LADI dalam menanggapi surat dari WADA. Maka akhirnya, LADI dalam konferensi pert virtual meminta maaf.
Konferensi virtual itu dihadiri oleh Zainudin Amali dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada hari senin (18/10).
“Kami dari pengurus Dewan Harian LADI, memohon maaf khususnya kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo dan seluruh rakyat Indonesia serta stakeholder atas kejadian menimpa ladi dan kita semua saat ini.
Selanjutnya, untuk hal-hal spesifik sesuai rapat akan dibentuk tim yang diketuai oleh Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari.
Insya allah dengan adanya tim ini, LADI akan mempercepat langkahnya sehingga Indonesia terbebas dari hukuman”. Tutur Sekjen LADI, Dessy Rosmelita dikutip dari Kumparan.