Momen Kontroversial yang Terjadi pada Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 – Gelaran pesta olahraga multi event, Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 27 Juli 2021 itu telah resmi di tutup pada Minggu 8 Agustus 2021.
Amerika Serikat berhasil mendapatkan gelar sebagai juara umum setelah berhasil meraih total 113 medali. Rincian medali yang di dapatkanya itu adalah, 39 emas, 41 perak, 33 perunggu.
Sedangkan sang tuan rumah, Jepang harus puas di posisi ketiga setelah mendapatkan 58 medali (27 Ema, 14 perak, 17 perunggu).
Ajang yang digelar empat tahun sekali ini menghadirkan momen magis dan tidak mudah terlupakan oleh semua orang.
Tidak jarang, setiap pergelaran olimpiade, selalu ada kontroversial yang terjadi. Nah, berikut ini merupakan beberapa momen kontroversial yang terjadi selama pergelaran Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet Polandia Bela Sang Pelatih
Pejudo asal Polandia bernama Martyna Trajdos membela pelatihnya ketika banyak netizen mengecam pelatihnya tersebut.
Hal ini disebabkan karena sang pelatih menampar atletnya itu sebelum turun pada perlombaan kelas 63 kg putri.
Baca juga : Ini Dia Hasil Pengundian Ganda Putra Badminton Pada Olimpiade Tokyo 2020
Para Netizen pun menganggap hak tersebut adalah hal yang berlebihan. Melaui akun instagram pribadinya, sang atlet menuliskan:”Pelatihku hanya melakukan apa yang aku inginkan. Apa yang dia lakukan untuk membuat saya bersemangat.”
TV Korea Selatan Lecehkan Sejumlah Kontingen
Stasiun TV besar Korea Selatan menimbulkan kontroversi setelah bersikap rasis kepada sejumlah negara termasuk Indonesia.
Hal itu bermula ketika kontingen Indonesia memasuki area upacara pembukaan. MBC (stasiun TV Korea) memperkenalkan tim Merah Putih sebagai negara dengan GDP rendah dan termasuk negara yang memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Tak hanya itu, MBC juga menggambar sejumlah negara dengan foto yang sensitif dan menyinggung masalah politik.
Seperti ketika menampilkan foto peta Wuhan untuk China, dan tembok Berlin untuk Jerman.
Kemudian mereka juga menggunakan foto insiden nuklir chernobyl untuk mengenalkan Ukraina dan foto insiden kerusuhan saat mengenalkan Haiti.
Tentu saja hal itu memicu kemarahan netizen, hingga akhirnya MBC meminta maaf dan memberikan klarifikasinya.
Pelatih Tim Balap Sepeda Dipulangkan Setelah Berkomentar Rasialisme
Pelatih tim balap sepeda Jerman, Patrick Moster harus rela dipulangkan dari Jepang setelah mengucapkan kalimat bernada rasialisme kepata atlet Aljazair dan Eritrea.
Selama perlombaan balap sepeda Time Trial Putra berlangsung, Moster mengatakan kepada pesepeda Jerman, Nikia Arndt untuk mengalahkan ‘unta itu’ (Atlet Aljazair dan Eritrea).
Konfederasi Olahraga Olimpiade Jerman akhirnya menghukum sang pelatih itu dan memulangkannya ke Jerman.
Penampilan Atlet Transgender Pertama di Olimpiade
Keikutsertaan Lifter Selandia Baru, Laurel Hubberd di Olimpiade Tokyo banyak menimbulkan perdebatan. Hal ini karena status Transgender yang dimiliki oleh Laurel Hubberd.
Ia dianggap memiliki keuntungan sebab dulunya adalah seorang pria, tapi berkompetisi di nomor putri.
Namun, berkat aturan baru pada tahun 2015, komite Olimpiade Internasional (IOC) membolehkan Hubbard tampil di kelas Putri.
Atlet Judo yang tak Ingin Berjumpa di Israel
Atlet Judo asal Aljazair, Fethi Nourine memilih mundur dari Olimpiade Tokyo 2020. Hal ini dikarenakan dirinya akan bertanding melawan wakil Israel, Tohar Butbyl pada babak kedu acanga olahraga Judo kelas 73 kg.
pelatih Nourine, Amar Benikhlef menyebut bahwa mereka tidak beruntung ketika undian anak asuhny amelawan atlet israel.
Bahkan bernikhlef mengungkapkan keputusan mengundurkan diri adalah langkah yang tepat.
Namun federasi Judo Internasional (IJF) akan memberikan sanksi akibat tindakan Nourine karena dianggap bertentangan dengan filosofi IJF yang memiliki kebijakan non-diskriminasi yang ketat, dan mempromosikan solidaritas sebagai prinsip tamanya.