Pasti Baru Tahu! Ini Dia Asal Usul Dan Penemu Bahasa Indonesia

339

Di Indonesia, ada banyak suku-suku yang mempunyai bahasa daerah yang khas masing-masing. Saat beragam suku tersebut saling berinteraksi satu sama lain sebagai warga negara Indonesia, maka bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana komunikasi.

Ya, Bahasa Indonesia bisa dibilang adalah bahasa nasional atau bahasa pemersatu bangsa Indonesia yang terkenal dengan keberagaman suku-suku didalamnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, awal mula sejarah bahasa Indonesia lahir adalah pada 28 Oktober 1928. Dimana saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam suatu rapat dan berikrar:

  1. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia,
  2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia,
  3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda adalah sebuah bentuk pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia akhirnya dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Nah, Bahasa Indonesia kemudian kembali dipertegas sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945.

Di momen itu juga sekaligus Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36 disebutkan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

Timbul pertanyaan, dari mana Bahasa Indonesia sebenarnya berasal?

Jika merujuk pada keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, dikatakan bahwa berdasarkan sejarah, bahasa Indonesia merupakan akar dari bahasa Melayu.

Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sudah dipergunakan sebagai bahasa penghubung bukan hanya di Kepulauan Nusantara namun hampir di seluruh negara di Asia Tenggara.

Bahasa Melayu sendiri tercatat mulai banyak dipakai di kawasan Asia Tenggara sedari abad ke-7. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penemuan prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M di Palembang, Talang Tuwo berangka tahun 684 M juga di Palembang, Kota Kapur berangka tahun 686 M di daerah Bangka Barat, dan Karang Brahi berangka tahun 688 M di Jambi.

Kesemua Prasasti diatas bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna sendiri tidak dipakai hanya pada zaman Sriwijaya. Sebab di Jawa Tengah tepatnya di daerah Gandasuli ditemukan juga prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang sama memakai bahasa Melayu Kuna.

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu sudah diproklamirkan sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha.

Bahasa Melayu juga diketahui sudah dipakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan baik pedagang antar suku-suku di Nusantara atau pedagang yang datang dari luar Nusantara.

Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, mengatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen, yakni bahasa perhubungan di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu semakin menggeliat dan tampak semakin jelas merujuk pada peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M ataupun hasil susastra pada abad ke-16 dan abad ke-17 seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Bahasa Melayu kemudian terus tersebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima masyarakat di Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa, dan antar kultura. Sebabnya, bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.

Dalam perkembangannya, bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara banyak dipengaruhi oleh corak budaya daerah masinh-masing. Bahasa Melayu juga banyak menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.

Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Dengan perkembangannya yang begitu signifikan, akhirnya memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan dalam diri warga Indonesia.

Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia sesuai isi Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Itulah sejarah bahasa Indonesia. Semoga dengan ini, menambah pengetahuan kamu semua dan rasa cinta kepada Tanah Air.

Previous article9 Tips Sederhana Buat Kamu Yang Pelupa. Perbaiki Mulai Sekarang!
Next articleInilah Manfaat Menekuni Sebuah Hobi yang Wajib Diketahui