Deja vu merupakan sebuah istilah yang menunjukan pada sebuah perasaan misterius ketika waktu tampaknya berjalan dengan gerak lambat, atau dengan kata lain kamu berada dalam situasi atau lingkungan yang sama sekali baru, tetapi rasanya pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Namun, kamu tidak bisa sama sekali untuk menjelaskannya. Banyak ilmuwan dan psikolog yang menyatakan penemuan-penemuan mengenai deja vu. Berikut ini merupakan penjelasa-penjeasan tentang deja vu yang mudah di pahami.
Melalui hypnosis, seorang ilmuwan melakukan tes dengan kata-kata
Pada tahun 2006, seorang ilmuwan di Leeds Memory Group berhasil menciptakan sensasi dejacu di dalam sebuah laboratorium terhadap 18 orang peserta. Peserta ini dihipnosis untuk melihat 24 kata yang dibagi dalam 2 kotak. Peserta dibaeri pemahaman bahwa salah satu kotak seabagai kota familier, dan satunya lagi tidak. Setelah selesai hypnosis, peserta diperlihatkan semua kata-kata tadi secara acak. 10 orang dari mereka mengaku merasakan sensasi aneh ketika melihat kata-kata yang dikelompokkan dalam kotak familier ketika hypnosis tadi. Hal itu merupakan sebuah deja vu.
Perasaan diawali oleh kenangan/memori palsu
Seorang psikolog terkemuka, Valerie F. Reyna, menyatakan perasaan deja vu diawali oleh memoru palsu. Ini merupakan disassosiasi memori yang membedakan relitas dari ingatan. Ada berbagai macam pengalaman disassosiatif yang bisa terjadi. Terkadang kamu tidak dapat memastikannya apakah kamu memimpikan sesuatu atau mengalaminya, atau apakah melihat tersebut melihat di film atuu terjadi di kehidupan nyata.
Semacam gangguan sirkuit jangka panjang dan jangka pendek di dalam otak
Teori ini menjelaskan terjadinya déjà vu adalah informasi baru yang diterima mengambil jalan pintas langsung ke ingatan jangka panjang. Ia melewati mekanisme yang digunakan otak untuk menyimpan informasi.
Teori “Optical Pathway Delay”
Teori ini menghubungkan déjà vu dengan umur dan penyakit degrenatif. Proses penerimaan yang diterima berbeda oleh kedua mata. Salah satu mata lebih dulu menerima informasi dan diterima lebih dahulu oleh otak, sehingga mata yang lainnya merasa seperti lebih familier dengan apa yang dilihatnya saat itu. Namun, terori tersebut terpatahkan, karena ternyata seorang tunanetra pun dapat mengalami déjà vu melalui indra lainnya yaitu penciuman, pendengaran dan perabaan.
Dikaitkan dengan korteks rhinal pada otak

Korteks rhinal adalah area otak yang membuat kita merasa akrab. Sampat saat ini belum diketahui bagaimana cara mengaktifkan area ini tanpa memicu area lain yang berhubungan dengan memori. Sulit sekali menentukan apa yang terasa akrab dengan déjà vu, karena rasa akrab biasanya samar dan tidak spesifik.
Daerah frontal otak dapat membolak-balikkan ingatan kita
Seorang peneliti, Akira O’connor, menyebutkan bahwa kenangan atau memori palsu mungkin tidak dapat disalahkan dalam terjadinya déjà vu. Mungkin saja fenomena itu terjadi ketika otak sedang memeriksa memori. Ia melakukan penelitan terhadap 21 peserta dengan cara memberi daftar kata-kata yang berhubungan dalam satu tema, yaitu tidur. Ketika ditanyai apakah tahu dengan “tidur”, peserta menjawab “mungkin pernah” . peneliti memindai otak peserta dengan pemindai MRI dan menyimpulkan déjà vu terjadi karena daerah frontal otak bisa membolak-balikkan ingatan kita. Daerah frontal akan mengirim sinyal jika tidak ada ketidakcocokan antara yang dipikirnya telah dialami dengan yang sebenarnya.
Ditemukan penderita déjà vu kronis

Berapa penderia déjà vu kronis dapat menjelaskan secara rinci peristiwa yang tidak pernah terjadi. Parahnya ketika sakit, mereka enggan untuk pergi ke dokter karena merasa sudah pernah pergi ke dokter dan bisa menceritakan pengalamannya saat pergi ke dokter yang merupakan palsu.
Mungkin terjadi secara kebetulan
Menurut Kenneth Peller dari Northwerstern University mengatakan bahwa déjà vu mungkin terjadi secara kebetulan saja. Mungin peristiwa yang dialami itu hanya serupa atau mirip dengan yang pernah dibayangkan.
Itulah beberapa penjelasan yang pernah ada mengani déjà vu. Semoga dengan ini kamu tidak penasaran lagi tentang déjà vu.